Bulan
lalu kelompok PA saya sedang belajar tentang keuangan. Ini ada makalah yang
diberikan oleh pemimpin rohani saya, semoga bermanfaat:
Beberapa alaan tentang pentingnya
mengelola keuangan dengan benar
Alasan Spiritual
11. Lukas
16:11
Jadi, jikalau kamu tidak setia
dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu
harta yang sesungguhnya?
Jika
tidak setia dalam hal mamon maka kita tidak akan dipercayai juga dengan harta
yang sesungguhnya (setia dalam hal mamon= terus mengelola keuangan menurut
kemauan Allah; harta yang sesungguhnya= keintiman dengan Allah).
Bagaimana
cara kita mengelola uang berkaitan dengan keintiman kita dengan Allah?
- Ada prinsip : dimana hartamu berada, disitu pula hatamu berada.
- Kalau seseorang tidak tahu apa yang Allah ingini tentang bagaimana ia mengelola uangnya, itu menunjukkan ia tidak intim dengan Allah.
- Kalau seseorang tahu apa yang diinginkan Allah tentang bagaimana ia mengelola uangnya, namun ia tidak mau tunduk, berarti ia tidak intim dengan Allah.
- Uang mewakili seluruh hidup seseorang (waktu,tenaga, pikiran, perjuangan, energy, emosi, dsb). Tidak menundukkan diri pada Tuhan dalam bagian keuangan seringkali mencerminkan ketidaktundukan orang tersebut pada Allah dalam seluruh hidupnya. Hal ini menunjukkan ketidakintiman dengan Allah.
22. Matius
6:24
Tak seorangpun dapat mengabdi
kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan
mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon."
Seseorang
tidak bisa mengabdi pada uang dan sekaligus pada Allah, hanya bisa mengabdi
pada salah satunya saja (uang merupakan pesaing utama yang dapat merebut posisi
Kristus sebagai Tuhan dalam hidup seseorang).
Jika
seseorang tidak mengelola keuangannya dengan baik, niscaya uang itu akan
menjadi tuannya.
Pertanyaan penolong : Mana
yang lebih penting bagi saya : kemuliaan Kristus atau rupiah?
Alasan Logis
Supaya
ada keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
Tanggung jawab Allah dan manusia
berkaitan dengan uang atau harta
Tanggung
jawab Allah
Mazmur 24:1 (Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya
bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.) : Tuhan
yang empunya segala sesuatu (sumber dari segala harta atau uang kita).
Mazmur 135:6 (TUHAN melakukan apa yang
dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya;)
:
Tuhan mengatur kesemuanya menurut kehendak-Nya.
Filipi 4:19 (Allahku akan memenuhi segala
keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.) :
Tuhan berjanji memelihara anak-anak-Nya (menyediakan kebutuhan mereka).
Sumber harta atau keunggung angan
kita:
Warisan
(keluarga)
Pemberian
(non keluarga)
Bekerja
Keberuntungan
Semuanya berasal dari Tuhan. Tuhan
mengatur menurut kehendak-Nya mengenai kepada siapa Ia akan memberikannya.
Tanggung
jawab manusia
- Menerima kedaulatan Tuhan tentang pengaturan-Nya akan uang ( tidak iri hati atau sombong). Menyadari dan mengakui kepemilikan Allah atas segala uang dan harta kita.
- Bekerja
(jika sudah waktunya, atau jika keadaan mengharuskan kita begitu), supaya tidak
menjadi beban bagi orang lain.
Kejadian 2:15 = sejak semula manusia telah ditetapkan untuk bekerja (mengusahakan dan memelihara taman Eden)
Kejadian 3:17-19 = setelah kejatuhan, bekerja menjadi suatu jerih payah (kutuk dosa)
Keluaran 34:21 = enam hari untuk bekerja, hari ke 7 untuk sabat (isu tentang bekerja diangkat dalam Taurat)
2 Tesalonika 3:10 = peringatan Paulus : ”…jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” - Mengelola uang atau harta menurut cara atau keinginan Allah : Sadari benar bahwa kita hanya dititipi dan diberi tanggung jawab untuk mengelolanya.
Mental
pengelola Vs Mental Pemilik
Penggunaanya
|
Bertanya
pada Tuhan vs sesukanya
|
Sikap waktu keilangan
|
menerima
dengan ikhlas vs frustasi,tidak legowo
|
Sikap saat mendapat lebih banyak dari yang
dibutuhkan
|
Kesempatan
untuk memberi lebih vs kesempatan untuk membeli lebih
|
Perbandingan penganut teologi
Kemiskinan Vs Kemakmuran Vs Stewardship (Penatalayanan)
Proverty Theology
|
Prosperity Theology
|
Stewardship Theology
|
|
Memiliki
harta benda adalah:
|
Hal
yang kurang baik
|
Suatu
kehormatan
|
Suatu
tanggung jawab
|
Tujuan
saya bekerja:
|
Sekedar
memenuhi kebutuhan
|
Utk
menjadi kaya
|
Pengabdian
pd Kristus
|
Umat
Tuhan sepantasnya:
|
Miskin
|
Kaya
|
Setia/
dpt dipercaya
|
Yang
bukan umat Tuhan:
|
Kaya
|
miskin
|
Tdk
dapat dipercaya
|
Memberi
persembahan:
|
Sebuah
kewajiban
|
Supaya
mendapat lebih banyak lagi
|
Karena
mengasihi Tuhan
|
Setiap
pengeluaran dilakukan dengan:
|
Penuh
rasa takut dan terpaksa
|
Seenaknya
dan boros
|
Bertanggung
jawab dan berdoa
|
Prinsip- prinsip dalam mebelanjakan
uang:
- Prinsip mencukupkan diri/ hidup sederhana (suatu sikap hati yang dengan sadar memutuskan untuk puas dengan standar tertentu, dimana yang terpenting ialah kebutuhan dasar kita tercukupi). Sikap untuk mencukupkan diri tidak berkaitan dengan ada atau tidaknya uang/ harta.
- Sadari tanggung jawab dalam tubuh Kristus (kepuasan untuk melibatkan diri pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh Kristus).
- Buat rencana pengelolaan uang.
Bagaimana mengelola keuangan dengan
benar?
1. Membuat
rencana anggaran kebutuhan tiap awal bulan (atau diakhir bulan sebelumnya)
Rencana
anggaran kurang lebih akan meliputi:
a. Persembahan
(sesuai dengan berapa persen yang kita tetapkan)
b. Menabung
c. Komitmen-
komitmen tanggungjawab tertentu yang kita sanggupi (kalau ada)
d. Kebutuhan
study (uang sekolah, buku, dsb)
e. Kebutuhan
transportasi.
f. Kebutuhan
makan/ jajan
g. Kebutuhan
pribadi rutin.
h. Kebutuhan
khusus/ incidental (missal:bayar Retreat, kado, celana,dsb…)
i.
Lain-lain (kira-kira 10%dai total
kebutuhan).
Nb: kecuali persembahan
dan lain-lain, tentukan
jumlah dari masing- masing item dengan wajar (tidak perlu sempit dan juga tidak
terlalu longgar). Terapkan prinsip sederhana.
2 2. Setiap
ada uang masuk, potong dahulu untuk ;persembahan, lalu sisanya diamsukkan ke
anggaran- anggaran kebutuhan yang ada.
- Jika jumlahnya kurang, maka tanyakan pada Tuhan anggaran-anggaran mana saja yang harus didahulukan dan mana yang bisa menunggu. (Pertimbangkan aspek: mana yang paling urgen, mana yang paling penting).terus minta pada Tuhan kekurangannya. Lakukan hal yang sama manakala ada uang masuk kembali. (Terbuka dengan kemungkinan pada waktu ada uang masuk maka itu dipakai untuk diberikan pada orang lain yang Allah tunjukkan waktu itu. Terbuka juga dengan kemungkinan bahwa Allah tidak menyediakan sejumlah yang kita minta = memandang hal tersebut sebagai kesempatan untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada).
- Jika jumlahnya lebih dari yang kita minta maka bertanya kepada Tuhan untuk apa kelebihannya. (Berapa kemungkinannya: Tuhan tunjukkan adanya kebutuhan tertentu yang haruskita dukung (baik orang maupun organisasi maupun kegiatan), untuk kebutuhan kita yang ternyata belum terpikirkan pada waktu membuat anggaran, untuk ditabung). Ini yang kita sebut sebagai uang bebas.
- Uang lain- lain yang masih sias atau tak terpakai hingga akhir bulan kita perlakukan sama seperti poin diatas.
Nb. Terbuka dengan kemungkinan
fluktuasi masing- masing item anggaran. Bisa memakai sistem subsidi silang.
3 3. Buat
catatan keluar masuk uang tiap- tiap hari. Periksa di akhir bulan untuk
mengetahui apakah penggunaan uang kita telah sesuai dengan anggaran yang kita
buat sebelumnya. Catatan ini juga berguna untuk mengetahui dikemudian hariu
kalau- kalau ternyata kita telah salah dalam penggunaan uang kita.
4. Pastikan
kita terus menjalani kehidupan yang sederhana namun murah hati.
Beberapa prinsip tentang menabung
- Amsal 21:20 = Orang bebal memboroskan hartanya, tetapi orang bijak meiliki persediaan (menabung menolong kita untuk hidup sederhana, tidak meboroskan apa yang kita miliki).
- Lukas 12:13-21 = Prinsip: menabung tidak boleh menjadikan kita pelit. Menabung dan kemurahan hati harus berjalan bersama- sama.
- Amsal 21:5 = Tujuan menabung bukanlah untuk cepat menjadi kaya. Penekanan dalam menabung ialah pada kerajinan dan bukan banyakknya jumlah yang ditabung.
Untuk apa menangung?
- Untuk kondisi tak terduga di kemudian hari (sebab kita tidak tahu apa yang terjadi di masa mendatang). Kita tidsak memandang hal ini sebagai tindakan kurang percaya pada Allah, tapi justru melakukannya dalm sikapmempercayai Allah, bahwa Allah memberi kelimpahan masa kimi juga untuk pemeliharaanya di masa mendatang. Kita bertanggungjawab untuk mengelola berkat-Nya di masa kini.
- Untuk transaksi pembelian yang besar.
- Untuk
kebutuhan di masa mendatang (missal : pernikahan, pendidikan aknak, dsb)
SEMOGA MEMBERKATI ^_^
Sumber : Seminar hamba-hamba Tuhan
0 komentar:
Posting Komentar