Selasa, 17 Juli 2012

MANAJEMEN KEUANGAN



Bulan lalu kelompok PA saya sedang belajar tentang keuangan. Ini ada makalah yang diberikan oleh pemimpin rohani saya, semoga bermanfaat:
Beberapa alaan tentang pentingnya mengelola keuangan dengan benar
Alasan Spiritual
11. Lukas 16:11
Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?

Jika tidak setia dalam hal mamon maka kita tidak akan dipercayai juga dengan harta yang sesungguhnya (setia dalam hal mamon= terus mengelola keuangan menurut kemauan Allah; harta yang sesungguhnya= keintiman dengan Allah).
Bagaimana cara kita mengelola uang berkaitan dengan keintiman kita dengan Allah?
  • Ada prinsip : dimana hartamu berada, disitu pula hatamu berada.
  • Kalau seseorang tidak tahu apa yang Allah ingini tentang bagaimana ia mengelola uangnya, itu menunjukkan ia tidak intim dengan Allah.
  • Kalau seseorang tahu apa yang diinginkan Allah tentang bagaimana ia mengelola uangnya, namun ia tidak mau tunduk, berarti ia tidak intim dengan Allah.
  • Uang mewakili seluruh hidup seseorang (waktu,tenaga, pikiran, perjuangan, energy, emosi, dsb). Tidak menundukkan diri pada Tuhan dalam bagian keuangan seringkali mencerminkan ketidaktundukan orang tersebut pada Allah dalam seluruh hidupnya. Hal ini menunjukkan ketidakintiman dengan Allah.

22. Matius 6:24
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Seseorang tidak bisa mengabdi pada uang dan sekaligus pada Allah, hanya bisa mengabdi pada salah satunya saja (uang merupakan pesaing utama yang dapat merebut posisi Kristus sebagai Tuhan dalam hidup seseorang).
Jika seseorang tidak mengelola keuangannya dengan baik, niscaya uang itu akan menjadi tuannya.
Pertanyaan penolong : Mana yang lebih penting bagi saya : kemuliaan Kristus atau rupiah?
Alasan Logis
Supaya ada keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran

Tanggung jawab Allah dan manusia berkaitan dengan uang atau harta
Tanggung jawab Allah
Mazmur 24:1 (Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.) : Tuhan yang empunya segala sesuatu (sumber dari segala harta atau uang kita).
Mazmur 135:6 (TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya;) : Tuhan mengatur kesemuanya menurut kehendak-Nya.
Filipi 4:19 (Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.) : Tuhan berjanji memelihara anak-anak-Nya (menyediakan kebutuhan mereka).
Sumber harta atau keunggung angan kita:
Warisan (keluarga)
Pemberian (non keluarga)
Bekerja
Keberuntungan
Semuanya berasal dari Tuhan. Tuhan mengatur menurut kehendak-Nya mengenai kepada siapa Ia akan memberikannya.

Tanggung jawab manusia
  1. Menerima kedaulatan Tuhan tentang pengaturan-Nya akan uang ( tidak iri hati atau sombong). Menyadari dan mengakui kepemilikan Allah atas segala uang dan harta kita.
  2. Bekerja (jika sudah waktunya, atau jika keadaan mengharuskan kita begitu), supaya tidak menjadi beban bagi orang lain.
    Kejadian 2:15 = sejak semula manusia telah ditetapkan untuk bekerja (mengusahakan dan memelihara taman Eden)
    Kejadian 3:17-19 = setelah kejatuhan, bekerja menjadi suatu jerih payah (kutuk dosa)
    Keluaran 34:21 = enam hari untuk bekerja, hari ke 7 untuk sabat (isu tentang bekerja diangkat dalam Taurat)
    2 Tesalonika 3:10 = peringatan Paulus : ”…jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”
  3. Mengelola uang atau harta menurut cara atau keinginan Allah : Sadari benar bahwa kita hanya dititipi dan diberi tanggung jawab untuk mengelolanya.
Mental pengelola Vs Mental Pemilik
Penggunaanya
Bertanya pada Tuhan vs sesukanya
Sikap waktu keilangan
menerima dengan ikhlas vs frustasi,tidak legowo
Sikap saat mendapat lebih banyak dari yang dibutuhkan
Kesempatan untuk memberi lebih vs kesempatan untuk membeli lebih

Perbandingan penganut teologi Kemiskinan Vs Kemakmuran Vs Stewardship (Penatalayanan)

Proverty Theology
Prosperity Theology
Stewardship Theology
Memiliki harta benda adalah:
Hal yang kurang baik
Suatu kehormatan
Suatu tanggung jawab
Tujuan saya bekerja:
Sekedar memenuhi kebutuhan
Utk menjadi kaya
Pengabdian pd Kristus
Umat Tuhan sepantasnya:
Miskin
Kaya
Setia/ dpt dipercaya
Yang bukan umat Tuhan:
Kaya
miskin
Tdk dapat dipercaya
Memberi persembahan:
Sebuah kewajiban
Supaya mendapat lebih banyak lagi
Karena mengasihi Tuhan
Setiap pengeluaran dilakukan dengan:
Penuh rasa takut dan terpaksa
Seenaknya dan boros
Bertanggung jawab dan berdoa

Prinsip- prinsip dalam mebelanjakan uang:
  • Prinsip mencukupkan diri/ hidup sederhana (suatu sikap hati yang dengan sadar memutuskan untuk puas dengan standar tertentu, dimana yang terpenting ialah kebutuhan dasar kita tercukupi). Sikap untuk mencukupkan diri tidak berkaitan dengan ada atau tidaknya uang/ harta.
  • Sadari tanggung jawab dalam tubuh Kristus (kepuasan untuk melibatkan diri pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh Kristus).
  • Buat rencana pengelolaan uang.
Bagaimana mengelola keuangan dengan benar? 
1. Membuat rencana anggaran kebutuhan tiap awal bulan (atau diakhir bulan sebelumnya)
Rencana anggaran kurang lebih akan meliputi:
a.       Persembahan (sesuai dengan berapa persen yang kita tetapkan)
b.      Menabung
c.       Komitmen- komitmen tanggungjawab tertentu yang kita sanggupi (kalau ada)
d.      Kebutuhan study (uang sekolah, buku, dsb)
e.       Kebutuhan transportasi.
f.       Kebutuhan makan/ jajan
g.      Kebutuhan pribadi rutin.
h.      Kebutuhan khusus/ incidental (missal:bayar Retreat, kado, celana,dsb…)
i.        Lain-lain (kira-kira 10%dai total kebutuhan).
Nb: kecuali persembahan dan lain-lain,  tentukan jumlah dari masing- masing item dengan wajar (tidak perlu sempit dan juga tidak terlalu longgar). Terapkan prinsip sederhana.
2    2. Setiap ada uang masuk, potong dahulu untuk ;persembahan, lalu sisanya diamsukkan ke anggaran- anggaran kebutuhan yang ada.
  • Jika jumlahnya kurang, maka tanyakan pada Tuhan anggaran-anggaran mana saja yang harus didahulukan dan mana yang bisa menunggu. (Pertimbangkan aspek: mana yang paling urgen, mana yang paling penting).terus minta pada Tuhan kekurangannya. Lakukan hal yang sama manakala ada uang masuk kembali. (Terbuka dengan kemungkinan pada waktu ada uang masuk maka itu dipakai untuk diberikan pada orang lain yang Allah tunjukkan waktu itu. Terbuka juga dengan kemungkinan bahwa Allah tidak menyediakan sejumlah yang kita minta  = memandang hal tersebut sebagai kesempatan untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada).
  • Jika jumlahnya lebih dari yang kita minta maka bertanya kepada Tuhan untuk apa kelebihannya. (Berapa kemungkinannya: Tuhan tunjukkan adanya kebutuhan tertentu yang haruskita dukung (baik orang maupun organisasi maupun kegiatan), untuk kebutuhan kita yang ternyata belum terpikirkan pada waktu membuat anggaran, untuk ditabung). Ini yang kita sebut sebagai uang bebas.
  • Uang lain- lain yang masih sias atau tak terpakai hingga akhir bulan kita perlakukan sama seperti poin diatas.
Nb. Terbuka dengan kemungkinan fluktuasi masing- masing item anggaran. Bisa memakai sistem subsidi silang.

3     3. Buat catatan keluar masuk uang tiap- tiap hari. Periksa di akhir bulan untuk mengetahui apakah penggunaan uang kita telah sesuai dengan anggaran yang kita buat sebelumnya. Catatan ini juga berguna untuk mengetahui dikemudian hariu kalau- kalau ternyata kita telah salah dalam penggunaan uang kita.
       4. Pastikan kita terus menjalani kehidupan yang sederhana namun murah hati.

Beberapa prinsip tentang menabung
  1.    Amsal 21:20 = Orang bebal memboroskan hartanya, tetapi orang bijak meiliki persediaan  (menabung menolong kita untuk hidup sederhana, tidak meboroskan apa yang kita miliki).
  2. Lukas 12:13-21 = Prinsip: menabung tidak boleh menjadikan kita pelit. Menabung dan kemurahan hati harus berjalan bersama- sama.
  3. Amsal 21:5 = Tujuan menabung bukanlah untuk cepat menjadi kaya. Penekanan dalam menabung ialah pada kerajinan dan bukan banyakknya jumlah yang ditabung.
Untuk apa menangung?
  1.    Untuk kondisi tak terduga di kemudian hari (sebab kita tidak tahu apa yang terjadi di masa mendatang). Kita tidsak memandang hal ini sebagai tindakan kurang percaya pada Allah, tapi justru melakukannya dalm sikapmempercayai Allah, bahwa Allah memberi kelimpahan masa kimi juga untuk pemeliharaanya di masa mendatang. Kita bertanggungjawab untuk mengelola berkat-Nya di masa kini.
  2. Untuk transaksi pembelian yang besar.
  3. Untuk kebutuhan di masa mendatang (missal : pernikahan, pendidikan aknak, dsb)


    SEMOGA MEMBERKATI ^_^

    Sumber : Seminar hamba-hamba Tuhan

0 komentar:

Posting Komentar

by Yuliana Dewi Karina. Diberdayakan oleh Blogger.