Kali ini saya mau membahas lagi
tentang PH a.k.a Pasangan Hidup.
Beberapa minggu yang lalu ada
teman saya yang membagikan apa yang dia dapat dari Retret Siswa saat sesi
Pasangan Hidup. Katanya “ Kadang PH yang dari Allah itu tidak selalu
diawali dari perasaan tetapi dari keyakinan akan pasangan itu”. Waw,
satu prinsip baru yang saya dapat tentang pasangan hidup. Memang banyak orang bertemu pasangan hidup diawali dari adanya
perasaan suka(tertarik) tetapi tidak memungkiri dapat diawali dari keyakinan
bahwa dia adalah PH saya.
Sebelum membahas lebih lanjut
saya ingin sedikit menyoroti keadaan anak muda jaman sekarang. Saat ini
fenomena anak SD-SMA yang sudah memiliki pacar bukan hal yang tabu seperti
jaman nenek kakek bahkan orang tua saya. Anak sekolah yang sewajarnya fokus dengan
belajar dan menuntut ilmu setinggi mungkin sudah teralihkan dengan urusan
pacaran, bahkan ironisnya mereka lebih mengurusi pacarnya dari pada belajar
dengan giat. Kalau ditanya mengapa
mereka berpacaran jawabannya akan bervariasi : ada yang karena ingin ada yang
memperhatikan, karena cewek atau cowoknya ganteng, biar malam minggu ada yang
ngapelin kerumah atau biar ada temen maen, buat tempat cerita dan curhat, buat
semangat belajar dan masih banyak lagi.
Orang yang memulai hubungan
pacaran biasanya diawali dari adanya “PERASAAN” suka walaupun hal ini tidak
dialami oleh semua orang. Adanya perasaan suka(ketertarikan) dapat didorong
oleh beberapa faktor seperti adanya perhatian, komunikasi yang intensif, kata-
kata pujian, keadaan fisik (seperti cantik, ganteng, imut, dsb) dan kehadiran
seseorang disaat memerlukan bantuan. Adanya faktor- faktor ini dapat memupuk perasaan- perasaan suka(cinta) dengan
lawan jenis yang jika berlanjut memberi indikasi kearah “berpacaran”.
Tidak memungkiri secara pribadi
saya juga pernah mengalami perasaan suka dengan lawan jenis karena merasa ada
yang memperhatikan dan nyaman dengan orang tersebut. Lalu berpikir apa dia PH
saya ya??? Perasaan suka itu tidak salah bahkan adalah suatu kewajaran, tetapi
akan salah jika perasaan itu membuat pertumbuhan Rohani menjadi terhambat
karena tidak focus untuk mengejar pengenalan akan Kristus. Terkadang perasaan
suka membuat kita tidak menjaga kekudusan dihadapan Allah karena sikap dan kata-kata
yang tidak berdasarkan kehendak Allah (kalau anda mengalami segeralah mengaku
dosa).
Sejak mendapat prinsip ini “
Kadang PH yang dari Allah itu tidak selalu diawali dari perasaan tetapi dari
keyakinan akan pasangan itu” Saya jauh lebih berhati- hati untuk
membangun relasi dengan lawan jenis dan menyikapi perasaan- perasaan yang
mungkin muncul. Belajar mencari keyakinan dan konfirmasi dari Allah apakah dia
memang PH saya.
Keyakinan akan pasangan artinya
keyakinan(kepercayaan) yang benar bahwa dia adalah orang yang Allah berikan
untuk bersama kita seumur hidup mengejar pengenalan akan Allah dan mengerjakan
panggilan Allah. Keyakinan dapat diperoleh lewat persekutuan pribadi kita
dengan Allah yang akan dikonfirmasi lewat Firman Tuhan, doa, sharing dengan
orang yang sama-sama bertumbuh dan dewasa Rohani serta keadaan- keadaan khusus
yang Allah nyatakan.
Jadi, PH yang dari Allah itu tidak
selalu diawali dari perasaan, tetapi dapat juga dari keyakinan akan pasangan
itu. Selamat mencari kehendak Allah dalam bagian Pasangan Hidup.
CEMUNGUDDDDDDD
2 komentar:
^^
bener juga yaa..tapi kadang perasaan itu menimbulkan keyakinan yang salah..
hehehe,,,aku juga lg belajar mencari keyakinan dan mengoreksi perasaan ben gak salah...
Posting Komentar