Jumat, 22 Juni 2012

BERTANGGUNG JAWAB DENGAN UANG

Satu bulan ini pengaturan keuangan saya begitu kacau. Saya mulai malas  untuk membukukan setiap pemasukan dan pengeluaran keuangan saya setiap harinya. Sekitar dua bulan saya bertahan untuk mencatat setiap uang yang saya terima dan uang yang saya keluarkan berapapun jumlahnya(bahkan 100 rupiah juga dicatat), meskipun agak ribet untuk melakukannya. Karena kuliah mulai padat dengan tugas dan ujian, saya menjadi malas dengan pencatatan ini. Sebenarnya hal ini tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk STOP melakukan pembukuan keuangan. Saya mulai menikmati kemalasan saya, hingga iblis memperdaya saya untuk menggunakan uang saya dengan sesukahati.

Beberapa hari ini merasa tidak damai sejahtera dengan sikap saya terhadap uang. Menyadari bahwa saya telah berbuat dosa karena tidak dapat mengatur uang yang Tuhan percayakan kepada saya dengan baik. Diingatkan dengan PA saya beberapa bulan yang lalu tentang “ Menjadi pelayan yang bertanggung jawab”. Saya sebagai pelayan (hamba) harus tunduk dan taat kepada Tuan saya yaitu Yesus.  Uang yang saya terima adalah pemberian dari Tuhan untuk saya (entah  uang itu pemberian orang tua, saudara, atau uang hasil ngelesi) semua itu adalah milik Allah yang dipercayakan kepada saya untuk saya kelola. Karena saya telah diberi kepercayaan unuk mengelola, saya harus  menjadi pengelola yang bertanggung jawab.


Apa yang saya lakukan untuk menjadi pengelola keuangan yang baik :
  • Mencatat uang masuk dan keluar.
Berapapun jumlah uang yang saya terima saya harus mencatatnya. Begitu juga setiap uang yang keluar harus dicatat! Seringkali saya meremehkan untuk mecatat pengeluaran yang jumlahnya  hanya sedikit (misalnya Rp 100) tetapi 100 rupiah itu adalah uang Allah jadi saya harus mencatatnya.
  • Melakukan kewajiban utama
Ketika memperoleh uang, etah darimanapun sumbernya (misalnya uang saku, laba dari jualan barang, pemberian dari orang) , harus dipotong minimal 10% sebagai persembahan persepuluhan (karena ini perintah Allah).
  • Membuat “pos”
Setiap uang yang diterima setelah dipotong untuk persembahan persepuluhan usahakan untuk menge”pos”kan setiap uang ketiap- tiap pos-pos sesuai kebutuhan kita. Misalnya post untuk makan, fotocopy, kebutuhan mendesak, buku rohani, beli baju, tabungan dan lain-lain. Post pos yang dibuat disesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan kita. Dengan melakukan penge”pos”an akan menolong kita untuk menggunakan uang sesuai kebutuhan sehingga mengurangi kecenderungan untuk berboros- boros ria.
Untuk mencatat uang masuk dan keluar, saya membuat buku keuangan seperti ini :
       Tanggal
      Keterangan
        Debet
       Kredit
        Saldo


























Untuk memilah uang sesauai dengan post yang telah dibuat, teman- teman dapat menggunakan amplop atau  dompet yang banyak sekatnya.

Dan mulai hari ini saya mau mengatur keuangan saya lagi dan memperjuangkan untuk membukukannya setiap hari.  MENJADI BENDAHARANYA TUHAN yang BERTANGGUNGJAWAB ^^

0 komentar:

Posting Komentar

by Yuliana Dewi Karina. Diberdayakan oleh Blogger.